Kamis, 20 Oktober 2016

Pencegahan Penyakit menular Seksual

Penyakit Menular Seksual atau yang biasa disingkat PMS merupakan penyakit akibat hubungan seksual yang tidak sehat. PMS biasanya dialami oleh para remaja, kaum dewasa dan tua akibat prilaku seksual menyimpang, free sex, anal sex, oral sex, atau karena tertular secara langsung dengan penderita PMS melalui saluran kelamin, melalui sentuhan kulit, cairan vagina, cairan sperma, dan hubungan seksual yang tidak menggunakan kondom dan alat keamanan berhubungan seksual lainnya.
 Hasil gambar untuk pencegahan penyakit menular seksual
  1. 1.  Tidak mengunjungi tempat-tempat maksiat dan tempat prostitusi
Untuk mencegah dan melindungi diri dari penyakit menular seksual dapat ditempuh dengan tidak mengunjungi tempat maksiat dan tempat prostitusi. Tempat prostitusi umumnya berisi orang-orang yang memiliki kebiasaan/prilaku menyimpang seksual, ajang perzinahan, dan tempat merebaknya berbagai penyakit menular seksual. Sebab, orang-orang yang berkunjung ke lokasi prostitusi banyak dari kalangan profesi tertentu, dari banyak aneka ragam budaya dan asal negara, asal daerah dan bahkan orang-orang asing dan tidak pernah dikenal sebelumnya. Dalam ajaran islam, mengunjungi tempat maksiat dan prostitusi tidak dibenarkan dan berujung pada dosa.
  1. 2.    Tidak melakukan hubungan seksual di luar nikah (pacaran, perzinahan)
Kalangan remaja saat ini sudah banyak yang terbiasa dengan pergaulan keliru. Termasuk pacaran merupakan salah satu penyimpangan prilaku/pergaulan keliru yang tak terkontrol di era globalisasi. Pacaran dianggap para remaja adalah sebuah trend dan budaya modern, padahal TIDAK !. Hingga terkadang orang tua yang seharusnya mampu mencontohkan akhlak baik, justru mereka (orang tua) bangga jika putera/putrinya berpacaran, bahkan ada orang tua yang membiarkan anaknya berpacaran. Pacaran merupakan pintu gerbang untuk terjadi perzinahan dan kehamilan di luar nikah. Selain itu, berpacaran dapat memicu terjadinya perkosaan, penyakit menular seksual, bahkan kematian akibat cekcok antara dua si joli.
  1. 3.    Tidak melakukan prilaku seksual menyimpang (termasuk praktek LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) serta  perzinahan
Penyakit menular seksual umumnya banyak diderita oleh mereka yang memiliki kebiasaan dan prilaku menyimpang seksual. Umumnya PMS merenggut orang-orang yang melakukan praktek LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender). Kaum homoseksual (Gay) merupakan risiko terberat pengidap AIDS. Oleh sebab itu, melakukan hubungan seksual sebaiknya dilakukan melalui jalur resmi pernikahan. Dengan jalur pernikahan normal (Laki dan wanita) akan mencegah terjadinya penyimpangan prilaku seksual serta penyakit seksual yang tidak diinginkan.
  1. 4.    Tidak berganti-ganti pasangan seksual (orgy)
Hubungan seksual melalui jalur pernikahan resmi memiliki banyak dampak positif. Lain halnya dengan si orgy, mereka melakukan penyimpangan seksual, penyimpangan kodrat. Biasanya pasangan orgy merupakan pasangan sesama jenis (bisa homoseksual/gay, lesbian, transgender, biseksual). Pasangan orgy biasanya melakukan hubungan seksual lebih dari dua orang, bahkan dilakukan secara bersama-sama dan berganti-ganti pasangan seksual. Jika dilakukan dengan tiga orang pasangan sejenis dinamakan threesome, dan seterusnya. Dampak dari prilaku berganti-ganti pasangan jelas negatif. Prilaku ini selain merusak moral dan akhlak seseorang, penyimpangan nodrat Tuhan, juga berbahaya bagi kesehatan reproduksi, efek terberatnya menimbulkan banyak penyakit menular seksual seperti gonorhoe, sifilis, herpes genitalis, bahkan dapat menyebabkan HIV-AIDS dan kematian. Maka lingkungan bergaul yang baik penting dicari untuk memperbaiki akhlak dan keluwesan dalam bertingkah laku kepada orang lain.
  1. 5.    Tidak melakukan hubungan seksual dengan penderita PMS
Penderita PMS rentan menularkan berbagai penyakit kelamin. Penularan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui cairan reproduktif (cairan sperma/semen dan cairan vagina yang terinfeksi virus, bakteri, jamur dan mikroba patogen menyebabkan penyakit AIDS, kanker serviks, keputihan, gonorhoe/kencing nanah, penyakit raja singa/sifilis,dan sebagainya), sentuhan antar kulit (biasanya menyebabkan penyakit herpes genitalis yang ditandai dengan benjolan di bagian kulit sekitar alat kelamin yang jika pecah akan mengeluarkan cairan dan terasa nyeri), air liur (pada kasus oral sex dan anal sex; dapat menyebabkan bakteri masuk dan menginfeksi ke dalam mulut dan anus, sehingga berbahaya bagi kesehatan), dan masih banyak lagi.
  1. 6.    Tidak Melakukan Aktivitas Anal sex dan Oral sex
Anal sex merupakan aktivitas seksual dengan melakukan penetrasi penis ke dalam lubang pembuangan feses (anus). Prilaku seksual ini tentu sangat menyimpang dan dapat menyebabkan iritasi pada bagian penis dan anus. Selain itu, luka/robekan di sekitar daerah anus akibat penetrasi penis tersebut dapat menjadi pintu gerbang masuknya virus dan bakteri ke dalam tubuh melalui peredaran darah bahkan dapat melemahkan sistem pertahanan tubuh (imunitas). Biasanya virus AIDS berada pada lingkungan seseorang yang terbiasa dengan prilaku menyimpang anal sex. Sementara itu oral sex (aktivitas seksual dengan cara memasukkan penis ke dalam mulut pasangan) dapat menginfeksi seseorang untuk menderita kanker mulut dan iritasi kulit di sudut bibir. Namun oral sex tidak menutup kemungkinan seseorang untuk menderita AIDS melalui luka pada sariawan/robekan pada sudut bibir dan penyabab lainnya.
  1. 7.    Menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi
Kondom merupakan alat kontrasepsi pasangan suami-istri sebagai pengamanan dalam melakukan hubungan seksual atau mencegah terjadinya kehamilan. Namun demikian, kondom tidak berarti sepenuhnya dapat mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual. Sebab, ukuran sel sperma hampir setara dengan ukuran pori-pori pada kondom, sehingga kemungkinan terjadinya kehamilan serta infeksi berbagai penyakit menular reproduktif dapat terjadi.
  1. 8.    Mencari lingkungan bergaul yang baik dan kondusif
Lingkungan yang baik dan kondusif merupakan tempat rekomendasi untuk tumbuh kembang anak dan remaja. Lingkungan ini akan mengajar, mendampingi, serta membentuk karakter anak menjadi pribadi yang berintegritas, religius, berwawasan luas, cerdas, bersahabat, dan menjadi pribadi sholeh/sholehah guna meningkatkan keimanan serta mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan wawasan yang luas, seorang anak akan memperoleh pendidikan seksual/pendidikan kesehatan reproduksi melalui bimbingan konseling, sehingga anak/remaja akan terbentengi dengan pengetahuan seksual yang komprehensif (mampu mengetahui seputar kehidupan seksual yang sehat, tidak melakukan pacaran, mengetahui berbagai risiko penyakit menular seksual dan bagaimana mencegahnya).
  1. 9.    Mencari aktivitas positif seperti olahraga, mengaji, belajar kelompok,kegiatan organisasi kemahasiswaan/ekstrakulikuler di sekolah
Aktivitas positif penting diberikan kepada anak-anak dan remaja selama hidupnya. Aktivitas positif seperti olahraga, mengaji, belajar kelompok,kegiatan organisasi kemahasiswaan/ekstrakulikuler di sekolah, isi teka-teki silang, pembelajaran kontekstual melalui lingkungan alam, berlibur, belajar kelompok dan sebagainya. Aktivitas-aktivitas tersebut akan meminimalisir seorang remaja/anak untuk melakukan penyimpangan prilaku, termasuk penyimpangan prilaku seksual yang keliru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar